Teori Mimesis dan Teori Significant Form
Npm: 202246500742
Kelas: R3J
Mata Kuliah: Filsafat Seni
Dosen Pengampuh: Dr.Sn. Angga Kusuma Dawami M. Sn.
Analisis 3 Karya Seni Dengan Teori Mimesis dan Teori Significant Form
1. Ryū no Odori竜の踊り
2. Cloud factory
3. MEMORY TABLE
Kesimpulan
Kesimpulan dari teori mimesis versi Plato dan Aristoteles serta teori Significant Form mencerminkan pandangan yang beragam tentang sifat seni, representasi, dan pengalaman estetis. Plato, dalam konsep mimesis-nya, menekankan bahwa seni adalah peniruan dunia yang tidak sempurna dan dapat menyesatkan. Bagi Plato, seni hanya memperkaya dunia fenomenal dengan kopi-kopi yang tidak sempurna dari ide-ide yang ada di alam nyata, sehingga ia menganggapnya sebagai bentuk peniruan yang merugikan pemahaman filosofis.Sementara itu, Aristoteles, dengan pendekatannya yang lebih toleran terhadap mimesis, melihat seni sebagai sarana untuk mendalami dan merasakan realitas. Baginya, seni memiliki potensi untuk memengaruhi emosi dan pemahaman kita, memungkinkan kita untuk memahami dunia dengan lebih dalam melalui representasinya. Di sisi lain, teori Significant Form berfokus pada aspek formal atau visual dalam seni. Bell berpendapat bahwa bentuk-bentuk visual tertentu memiliki kekuatan intrinsik untuk menghasilkan pengalaman estetis pada pemirsa, terlepas dari representasi realitas. Dengan kata lain, seni adalah tentang bentuk-bentuk yang memiliki nilai estetis yang signifikan. Kesimpulan akhir adalah bahwa ada variasi pandangan yang signifikan tentang sifat seni dan pengalaman estetis. Plato dan Aristoteles membuka diskusi tentang fungsi dan nilai seni dalam konteks representasi dan pemahaman realitas, sedangkan teori Significant Form menyoroti peran bentuk-bentuk visual dalam menciptakan pengalaman estetis yang mendalam. Kesemua teori ini menggambarkan keragaman dan kompleksitas pandangan filosofis terhadap seni, yang terus memperkaya dan memperdalam pemahaman kita tentang fenomena seni dalam berbagai konteks budaya dan sejarah.
Komentar
Posting Komentar